Di
balik keikutsertaan Jepang dalam TPP (Trans-Pacific Partnership)
Oleh : Muhammad Amin Ramadhani / 201410360311193
(Mahasiswa pada Prodi Hubungan
Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang)
Jepang
adalah negara yang tergolong paling tinggi dalam pertumbuhan ekonomi ini
semakin memperkuat powernya pada sektor ekonomi. Keikutsertaanya dalam TPP
menjadi pembericaraan bagi banyak pihak. Jepang ikut dalam TPP karena ingin
menigkatkan lagi ekonominya, seperti yang kita ketahui negara-negara asia timur
memiliki persaingan ketat hampir di semua bidang. Jepang pada masa sekarang di
pimpin oleh Shinzo Abe telah tumbuh menjadi negara yang disegani di dunia
internasional.
Shinzo
Abe yang mulai menjabat pada bulan Desember 2014 telah mendorong Jepang kembali
menjadi sorotan global. Setelah dua dekade stagnasi dan deflasi dan
setengah dekade diskontinuitas politik, Abe membuka masa jabatannya dengan
program belanja publik besar-besaran senilai 2,6 persen dari PDB, dan kemudian
mulai bekerja memerangi penurunan harga Jepang. Bank of Japan akan membeli
$ 70 miliar obligasi baru setiap bulan dan dua kali lipat basis moneter pada
akhir 2014. Secara politis dan internasional, Abe juga bergerak berani, memulai
kenaikan anggaran pertahanan pertama dalam lebih dari satu dekade, mengambil produktif
pertama perjalanan Washington, dan menyapu beberapa negara ASEAN dengan pesan
memperkuat hubungan ekonomi dan diplomasi aturan berbasis.
Menurut perspektif Liberalisme adanya suatu kerja sama antar negara dan membuat organisasi internasional adalah hal yang harus dilakukan. Mereka menganggap bahwa dengan berkerjasama akan mempercepat kemajuan suatu negara tersebut. Adanya organisasi internasional juga berperan dalam mewadahi kerjasama antar negara. Mereka juga berpandangan semua orang bisa diajak berkerjasama dan semua orang adalah orang baik.
Adanya rasa persaingan Jepang antara negara-negara asia timur lainnya yang membuat Jepang juga begitu terpacu untuk ikut serta dalam TPP. Rupanya ada keuntungan tersendiri bagi Jepang apabila ikut dalam TPP. Dimana mereka lebih bisa memasarkan barang lebih luas lagi. Keuntungan Jepang dalam TPP ada beberapa di dalam perjanjian TPP peraturan tentang perusahaan asing melemah sehingga perusahaan-perusahaan dari Jepang lebih bisa memperluas pasarnya di kawasan asia pasifik.
Adanya rasa persaingan Jepang antara negara-negara asia timur lainnya yang membuat Jepang juga begitu terpacu untuk ikut serta dalam TPP. Rupanya ada keuntungan tersendiri bagi Jepang apabila ikut dalam TPP. Dimana mereka lebih bisa memasarkan barang lebih luas lagi. Keuntungan Jepang dalam TPP ada beberapa di dalam perjanjian TPP peraturan tentang perusahaan asing melemah sehingga perusahaan-perusahaan dari Jepang lebih bisa memperluas pasarnya di kawasan asia pasifik.
Kedua
adalah dimana Jepang industri otomotifnya akan mendapatkan keuntungan dari fase
pengurangan tarif pada ekspor mereka. Juga, mereka akan diizinkan untuk
membeli lebih banyak suku cadang untuk produk mereka dari Asia, termasuk,
secara signifikan, dari negara-negara tidak dalam TPP. Pada peraturan
awalnya hanya membutuhkan 45 persen dari kendaraan yang akan dibuat di
zona TPP, di Amerika Utara Perjanjian Perdagangan Bebas (NAFTA), angka
setara adalah 62,5 persen. Mampu membeli suku cadang yang lebih murah dari
negara-negara seperti Cina, dan kemudian menjual kendaraan dengan mengurangi
tarif ke pasar seperti Amerika Serikat baik untuk industri otomotif Jepang.
Ketiga
penurunan tarif di peternakan, susu, dan barang-barang lainnya akan membantu
menurunkan biaya barang-barang tersebut ke konsumen Jepang. Meskipun tarif
atas barang-barang pertanian tersebut hanya berkurang dan tidak dihilangkan,
bertentangan dengan TPP masih bisa menguat oleh petani yang dapat melihat
produk mereka yang melemahkan oleh impor lebih murah. Lain petani cara
bisa menentang TPP adalah untuk membentuk aliansi dengan kelompok konsumen yang
bersangkutan; Jepang memiliki beberapa undang-undang keamanan pangan yang
paling ketat di dunia - yang sering dituduh sebagai proteksionisme
terselubung. Tapi bukan berfokus pada bagaimana melindungi bagian mereka
dari pasar domestik melalui intervensi pemerintah, petani harus berfokus pada bagaimana
mereka dapat mencapai efisiensi dalam rangka untuk bersaing dengan impor dari
luar negeri dengan tarif berkurang - atau bahkan mungkin di luar negeri.
Seperti
yang kita ketahui bahwa Jepang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
yang mempuni. Pemerintahan yang tergolong bersih dari kasus korupsi ini yang
membuat menambah citra baiknya di dunia internasional. Para pengusaha juga
turut andil meningkatkan perekonomian. Tidak dilupakan pula banyaknya guru yang
berhasil melahirkan para intelektual yang kompeten dibidangnya.
Dari
keuntugan tersebut Jepang dapat meningkatkan power-nya dan mampu semakin
berjaya di kawasan asia pasifik. Walaupun Jepang masih dalam bayang-banyang
Amerika Serikat yang dimana pertumbuhan ekonominya tidak boleh melebihi Amerika
Serikat karena adanya aspek histori Jepang kalah perang pada saat perang dunia II. Meskipun begitu Jepang tetap menjadi salah satu raksasa di kawasan asia. Pada dimasa yang akan
datang bukan tidak mungkin bahwa Jepang bisa menyeimbangkan power-nya dengan
negara-negara maju lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar