Minggu, 22 November 2015

Tugas Opini (Teori Hubungan Internasional) - 1

Di balik keikutsertaan Jepang dalam TPP (Trans-Pacific Partnership)
Oleh : Muhammad Amin Ramadhani / 201410360311193
(Mahasiswa pada Prodi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang)

Jepang adalah negara yang tergolong paling tinggi dalam pertumbuhan ekonomi ini semakin memperkuat powernya pada sektor ekonomi. Keikutsertaanya dalam TPP menjadi pembericaraan bagi banyak pihak. Jepang ikut dalam TPP karena ingin menigkatkan lagi ekonominya, seperti yang kita ketahui negara-negara asia timur memiliki persaingan ketat hampir di semua bidang. Jepang pada masa sekarang di pimpin oleh Shinzo Abe telah tumbuh menjadi negara yang disegani di dunia internasional.
Shinzo Abe yang mulai menjabat pada bulan Desember 2014 telah mendorong Jepang kembali menjadi sorotan global. Setelah dua dekade stagnasi dan deflasi dan setengah dekade diskontinuitas politik, Abe membuka masa jabatannya dengan program belanja publik besar-besaran senilai 2,6 persen dari PDB, dan kemudian mulai bekerja memerangi penurunan harga Jepang. Bank of Japan akan membeli $ 70 miliar obligasi baru setiap bulan dan dua kali lipat basis moneter pada akhir 2014. Secara politis dan internasional, Abe juga bergerak berani, memulai kenaikan anggaran pertahanan pertama dalam lebih dari satu dekade, mengambil produktif pertama perjalanan Washington, dan menyapu beberapa negara ASEAN dengan pesan memperkuat hubungan ekonomi dan diplomasi aturan berbasis.
Menurut perspektif Liberalisme adanya suatu kerja sama antar negara dan membuat organisasi internasional adalah hal yang harus dilakukan. Mereka menganggap bahwa dengan berkerjasama akan mempercepat kemajuan suatu negara tersebut. Adanya organisasi internasional juga berperan dalam mewadahi kerjasama antar negara. Mereka juga berpandangan semua orang bisa diajak berkerjasama dan semua orang adalah orang baik. 
Adanya rasa persaingan Jepang antara  negara-negara asia timur lainnya yang membuat Jepang juga begitu terpacu untuk ikut serta dalam TPP.  Rupanya ada keuntungan tersendiri bagi Jepang apabila ikut dalam TPP. Dimana mereka lebih bisa memasarkan barang lebih luas lagi. Keuntungan Jepang dalam TPP ada beberapa di dalam perjanjian TPP peraturan tentang perusahaan asing melemah sehingga perusahaan-perusahaan dari Jepang lebih bisa memperluas pasarnya di kawasan asia pasifik.
Kedua adalah dimana Jepang industri otomotifnya akan mendapatkan keuntungan dari fase pengurangan tarif pada ekspor mereka. Juga, mereka akan diizinkan untuk membeli lebih banyak suku cadang untuk produk mereka dari Asia, termasuk, secara signifikan, dari negara-negara tidak dalam TPP. Pada peraturan awalnya hanya membutuhkan 45 persen dari kendaraan yang akan dibuat di zona TPP, di Amerika Utara Perjanjian Perdagangan Bebas (NAFTA), angka setara adalah 62,5 persen. Mampu membeli suku cadang yang lebih murah dari negara-negara seperti Cina, dan kemudian menjual kendaraan dengan mengurangi tarif ke pasar seperti Amerika Serikat baik untuk industri otomotif Jepang.
            Ketiga penurunan tarif di peternakan, susu, dan barang-barang lainnya akan membantu menurunkan biaya barang-barang tersebut ke konsumen Jepang. Meskipun tarif atas barang-barang pertanian tersebut hanya berkurang dan tidak dihilangkan, bertentangan dengan TPP masih bisa menguat oleh petani yang dapat melihat produk mereka yang melemahkan oleh impor lebih murah. Lain petani cara bisa menentang TPP adalah untuk membentuk aliansi dengan kelompok konsumen yang bersangkutan; Jepang memiliki beberapa undang-undang keamanan pangan yang paling ketat di dunia - yang sering dituduh sebagai proteksionisme terselubung. Tapi bukan berfokus pada bagaimana melindungi bagian mereka dari pasar domestik melalui intervensi pemerintah, petani harus berfokus pada bagaimana mereka dapat mencapai efisiensi dalam rangka untuk bersaing dengan impor dari luar negeri dengan tarif berkurang - atau bahkan mungkin di luar negeri.
Seperti yang kita ketahui bahwa Jepang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mempuni. Pemerintahan yang tergolong bersih dari kasus korupsi ini yang membuat menambah citra baiknya di dunia internasional. Para pengusaha juga turut andil meningkatkan perekonomian. Tidak dilupakan pula banyaknya guru yang berhasil melahirkan para intelektual yang kompeten dibidangnya.
Dari keuntugan tersebut Jepang dapat meningkatkan power-nya dan mampu semakin berjaya di kawasan asia pasifik. Walaupun Jepang masih dalam bayang-banyang Amerika Serikat yang dimana pertumbuhan ekonominya tidak boleh melebihi Amerika Serikat karena adanya aspek histori Jepang kalah perang pada saat  perang dunia II. Meskipun begitu Jepang tetap menjadi salah satu raksasa di kawasan asia. Pada dimasa yang akan datang bukan tidak mungkin bahwa Jepang bisa menyeimbangkan power-nya dengan negara-negara maju lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar